Rabu, 02 Mei 2012
Agar Selalu Bahagia
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Apa kabar nih sobat sekalian?
Hari ini ada sediki cerita nih, kita simak yuk ceritanya
Alkisah, Seorang pemuda mendatangi
‘orang bijak’
Lalu Dia
menyampaikan maksud dan tujuannya.
"Saya
menempuh perjalanan jauh ini
untuk
menemukan cara membuat diri sendiri
selalu
merasa bahagia, sekaligus membuat orang lain selalu gembira."
Sambil
tersenyum bijak, orang itu berkata,
"Anak
muda, orang seusiamu punya keinginan begitu,
sungguh
tidak biasa. Baiklah, aku akan memberimu empat kalimat. Perhatikan baik-baik
ya..."
"Pertama,
anggap dirimu sendiri seperti orang lain!
apakah kamu
mengerti kalimat pertama ini?
Coba pikir
baik-baik dan beri aku pengertianmu tentang hal ini."
Si pemuda
menjawab, "Jika bisa menganggap diri saya seperti orang lain,
maka saat
saya menderita, sakit dan sebagainya, dengan sendirinya perasaan sakit itu akan
jauh berkurang.
Begitu juga
sebaliknya, jika saya mengalami kegembiraan yang luar biasa,
dengan
menganggap diri sendiri seperti orang lain,
maka
kegembiraan tidak akan membuatku lupa diri. Betulkah begitu?"
Dengan wajah
senang, orang bijak itu mengangguk-anggukkan kepala
dan
melanjutkan kata-katanya.
"Kalimat
kedua, anggap orang lain seperti dirimu sendiri!"
maka saat
orang lain sedang tidak beruntung, kita bisa berempati,
bahkan
mengulurkan tangan untuk membantu.
Kita juga
bisa menyadari akan kebutuhan dan keinginan orang lain.
Berjiwa
besar serta penuh toleransi.
Dengan raut
wajah makin cerah,
orang bijak
itu kembali mengangguk-anggukkan kepala. Ia berkata,
"Lanjut
ke kalimat ketiga. Perhatikan kalimat ini baik-baik,
anggap orang
lain seperti mereka sendiri!"
Si anak muda
kembali mengutarakan pendapatnya,
"Kalimat
ketiga ini menunjukkan bahwa kita
harus
menghargai privasi orang lain,
menjaga hak
asasi manusia dengan sama dan sejajar.
Sehingga,
kita tidak perlu saling
menyerang
wilayah dan menyakiti orang lain.
Tidak saling
mengganggu.
Setiap orang
berhak menjadi dirinya sendiri.
Bila terjadi
ketidakcocokan atau perbedaan pendapat,
masing-masing
bisa saling menghargai."
Kemudian orang
bijak itu,
"Bagus,
bagus sekali! berkata
Nah, kalimat
keempat: anggap dirimu sebagai dirimu sendiri!
Kalimat yang
terakhir memang sesuatu yang sepertinya tidak biasa.
Karena itu,
renungkan baik-baik."
Pemuda itu
tampak kebingungan. Katanya,
"Setelah
memikirkan keempat kalimat tadi,
saya merasa
ada ketidakcocokan, bahkan ada yang kontradiktif.
Bagaimana
caranya saya bisa merangkum keempat kalimat tersebut menjadi satu?
Dan, perlu
waktu berapa lama untuk mengerti semua kalimat itu
sehingga aku
bisa selalu gembira dan sekaligus
bisa membuat
orang lain juga gembira?"
Spontan,
orang Bijak itu menjawab, "Mudah sekali.
Coba
renungkan dan gunakan waktumu seumur hidup
untuk
belajar dan mengalaminya sendiri."
Begitulah,
si pemuda melanjutkan kehidupannya dan akhirnya meninggal.
Sepeninggalnya,
orang-orang sering menyebut namanya dan membicarakannya.
Dia mendapat
julukan sebagai:
"Orang
bijak yang selalu gembira
dan
senantiasa menularkan kegembiraannya
kepada
setiap orang yang dikenal."
Sahabat.....
Sebagai
makhluk sosial, kita dituntut
untuk
belajar mencintai kehidupan
dan
berinteraksi dengan manusia lain di muka bumi ini.
Selama kita
mampu menempatkan diri,
tahu dan
mampu menghargai hak-hak orang lain,
serta
mengerti keberadaan jati diri sendiri di setiap jenjang proses kehidupan,
maka kita
akan menjadi manusia yang lentur.
Dengan
begitu, di mana pun kita bergaul dengan manusia lain,
akan selalu
timbul kehangatan, kedamaian, dan kegembiraan.
Sehingga,
kebahagiaan hidup akan muncul secara alami...
Sahabat....
"A man
must learn to understand the motives of human beings,
their
illusions, and their sufferings."
Cintailah
apapun bidang yang kamu tekuni sekarang,
niscaya
kesuksesan akan datang pada kamu, Bismillah..
Arti
kehidupan adalah belajar menjalani
peran
sebagai diri sendiri. manusia seringkali
berusaha
menjadi orang lain dalam hidupnya.
ada yang
hidupnya sibuk dengan penilaian orang lain terhadapnya.
ada yang
tidak peduli sama sekali dengan lingkungan sekitar.
jika manusia
menjadi dirinya sendiri
(bukan
menjadi seperti orang lain)
dia pasti
akan menyayangi diri sendiri.
lalu melihat
orang lain seperti dirinya yang akan selalu dihargai..
"Bila
kita memandang diri kita sendiri kecil,
dunia akan
tampak sempit dan tindakan pun akan menjadi kerdil,
namun bila
kita memandang diri kita besar, dunia terlihat luas,
dan kita
akan melakukan hal hal penting dan berharga.
tindakan
adalah cermin bagaimana melihat dunia,
sementara
dunia tak lebih luas dari pemikiran anda tentang diri kita sendiri,
itulah
mengapa kita diajarkan untuk berprasangka positif pada diri sendiri,
agar bisa
melihat dunia lebih indah, dan bertindak selaras dengan kebaikan kebaikan
yang ada
dalam pikiran kita, padahal dunia tak butuh penilaian apa apa dari kita,
ia hanya
memantulkan apa yang ingin kita lihat, menggemakan apa yang ingin kita dengar,
bila takut
menghadapi dunia, sesungguhnya kita takut menghadapi diri sendiri.
maka bukan
soal apakah kita berprasangka positif
atau negatif
terhadap diri sendiri, melampaui diatas itu,
kita perlu
jujuur melihat diri sendiri apa adanya,
dan dunia
pun menampakkan realitanya
yang selama
ini tersembunyi di balik penilaian penilaian kita.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar